Selamat sore hujan..
Langit Jakarta agak gelap tadi, alhasil hujan pun jatuh sekarang ke bumi. Awalnya ia tampak malu, mungkin karena enggan melepas pergantian weekend. Nisa mau berbagi nih, mengenai perkataan mbak Achi (sepupunya Redha) tadi. Jadi semalam selepas habisin waktu berdua sama Redha, Nisa bermalam di rumah mbak Achi. Redha tinggal di rumah itu selama Ia di Jakarta. Kita fokuskan soal mbak Achi aja yah, Dear...
Tadi pas pulang, Nisa diantar sama mbak Achi dan Mas Rendro (calon suaminya) ke halte TransJakarta terdekat. Namun sebelum stop di halte, Nisa ikut nemenin Mas Rendro buat foto dokumentasi buku nikah di studio foto Grand Floor ITC Permata Hijau. Selama proses pemotretan, Nisa sama mbak Achi banyak ngobrol selagi nungguin Mas Rendro selesai difoto. Mbak Achi banyak cerita soal gimana cara dan tempat Mas Rendra melamar, lika-liku hubungannya, dan bobot-bibit-bebet nya. Nisa yang masih merasa 'belum dewasa' soal pernikahan, yah dengaran aja dong. Gak mau sok tua yang tahu segalanya padahal belum merasakan di posisi mbak Achi yang udah jadi calon istri dari "Mr. Right" nya yaitu Mas Rendro *Amiiin.
Dari sekian banyak cerita mbak Achi, ada satu topik yang menarik soal perbedaan "cocok dan nyaman" antara hubungan Pria (Si Biru) dan Wanita (Si Merah Muda). Mbak Achi bilang, gak ada di dunia ini orang yang cocok. Sekalipun itu kembar. Jadi kalau pria/wanita bilang "eh, aku cocok sama doi". Eittssss... Coba diteliti lagi, itu bukan cocok, tapi NYAMAN.
Jika kita ingin mencari orang yang sepenuhnya cocok dengan kita, mustahil sampai keliling dunia pun gak akan ketemu. Karena kodrat kita dilahirkan berbeda, dan otomatis ketika kita mencintai atau mengagumi seseorang itu karena kita menyukai perbedaan yang ada. Dalam diri manusia, udah ditanamkan bahwa sesuatu yang berbeda adalah yang tidak sama alias tidak cocok. Tapi, hayo mengapa kita suka/kagum sama seseorang yang jelas berbeda ? Sudah jelas karena jawabannya adalah NYAMAN bukan COCOK. Makanya salah tafsir jika kita menginginkan orang yang cocok. Deep inside, itu adalah rasa nyaman; nyaman saling menerima apa adanya, nyaman untuk selalu berada di sampingnya, nyaman hanya sekedar melihatnya tersenyum / tertawa, dan sebagainya.
Dear...
Rasa manusia itu adalah sesuatu hal yang sangat sensitif. Ia sangat rapuh ketika terluka, namun begitu kuat saat rasa itu berbinar. Kenyamanan manusia adalah kunci utama untuk hubungan yang baik dengan sesama, khususnya antara Golongan Biru (Pria) dan Merah Muda (Wanita). Dari sebuah kenyamanan, bisa tercipta hubungan yang indah. Jika itu terus berlanjut, bahkan bisa menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Hayo itu dimulai dari apa? Ya, rasa nyaman tadi. Simple namun jika manusia terus belajar dari melihat dan merasa, dunia ini begitu mudah untuk dipelajari. Eh kocak ya, Nisa bisa nalar sejauh ini hanya dari perkataan mbak Achi yang sederhana tadi :D
Note : Judul entri "Biru dan Merah Muda" itu karena pada umumnya pria dan wanita identik dengan kedua warna itu.
Langit Jakarta agak gelap tadi, alhasil hujan pun jatuh sekarang ke bumi. Awalnya ia tampak malu, mungkin karena enggan melepas pergantian weekend. Nisa mau berbagi nih, mengenai perkataan mbak Achi (sepupunya Redha) tadi. Jadi semalam selepas habisin waktu berdua sama Redha, Nisa bermalam di rumah mbak Achi. Redha tinggal di rumah itu selama Ia di Jakarta. Kita fokuskan soal mbak Achi aja yah, Dear...
Tadi pas pulang, Nisa diantar sama mbak Achi dan Mas Rendro (calon suaminya) ke halte TransJakarta terdekat. Namun sebelum stop di halte, Nisa ikut nemenin Mas Rendro buat foto dokumentasi buku nikah di studio foto Grand Floor ITC Permata Hijau. Selama proses pemotretan, Nisa sama mbak Achi banyak ngobrol selagi nungguin Mas Rendro selesai difoto. Mbak Achi banyak cerita soal gimana cara dan tempat Mas Rendra melamar, lika-liku hubungannya, dan bobot-bibit-bebet nya. Nisa yang masih merasa 'belum dewasa' soal pernikahan, yah dengaran aja dong. Gak mau sok tua yang tahu segalanya padahal belum merasakan di posisi mbak Achi yang udah jadi calon istri dari "Mr. Right" nya yaitu Mas Rendro *Amiiin.
Dari sekian banyak cerita mbak Achi, ada satu topik yang menarik soal perbedaan "cocok dan nyaman" antara hubungan Pria (Si Biru) dan Wanita (Si Merah Muda). Mbak Achi bilang, gak ada di dunia ini orang yang cocok. Sekalipun itu kembar. Jadi kalau pria/wanita bilang "eh, aku cocok sama doi". Eittssss... Coba diteliti lagi, itu bukan cocok, tapi NYAMAN.
Jika kita ingin mencari orang yang sepenuhnya cocok dengan kita, mustahil sampai keliling dunia pun gak akan ketemu. Karena kodrat kita dilahirkan berbeda, dan otomatis ketika kita mencintai atau mengagumi seseorang itu karena kita menyukai perbedaan yang ada. Dalam diri manusia, udah ditanamkan bahwa sesuatu yang berbeda adalah yang tidak sama alias tidak cocok. Tapi, hayo mengapa kita suka/kagum sama seseorang yang jelas berbeda ? Sudah jelas karena jawabannya adalah NYAMAN bukan COCOK. Makanya salah tafsir jika kita menginginkan orang yang cocok. Deep inside, itu adalah rasa nyaman; nyaman saling menerima apa adanya, nyaman untuk selalu berada di sampingnya, nyaman hanya sekedar melihatnya tersenyum / tertawa, dan sebagainya.
Dear...
Rasa manusia itu adalah sesuatu hal yang sangat sensitif. Ia sangat rapuh ketika terluka, namun begitu kuat saat rasa itu berbinar. Kenyamanan manusia adalah kunci utama untuk hubungan yang baik dengan sesama, khususnya antara Golongan Biru (Pria) dan Merah Muda (Wanita). Dari sebuah kenyamanan, bisa tercipta hubungan yang indah. Jika itu terus berlanjut, bahkan bisa menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar. Hayo itu dimulai dari apa? Ya, rasa nyaman tadi. Simple namun jika manusia terus belajar dari melihat dan merasa, dunia ini begitu mudah untuk dipelajari. Eh kocak ya, Nisa bisa nalar sejauh ini hanya dari perkataan mbak Achi yang sederhana tadi :D
Note : Judul entri "Biru dan Merah Muda" itu karena pada umumnya pria dan wanita identik dengan kedua warna itu.